Gerilyawan Pro Rusia di Ukraina Timur terus memperkuat posisi pertahanan mereka di sekitar bangunan-bangunan yang telah disita dan mendirikan barikade baru, sementara tentara dan tank Ukraina terus bergerak menuju ke pos-pos pertahan milisi ini.
Situasi ini tercipta setelah Presiden Ukraina, Oleksandr Turchynov, mengumumkan "operasi anti-teroris" untuk membasmi separatis dengan fokus penyergapan di sebagian besarnya di kota timur Slovyansk atau 160 kilometer dari perbatasan Rusia.
Associated Press melaporkan setidaknya 14 kendaraan lapis baja dengan bendera Ukraina, satu helikopter dan truk militer diparkir 40 kilometer utara kota itu.
Peralatan militer berat lainnya muncul di dekatnya bersama dengan setidaknya tujuh busloads pasukan pemerintah dalam seragam militer hitam.
"Kami sedang menunggu perintah untuk bergerak di Sloyvansk," kata salah satu tentara yang hanya memberikan nama depannya dengan sebutan Taras.
Meski ada kekhawatiran kemungkinan serangan besar-besaaran oleh pasukan Ukraina, kota itu tampak tenang. Jalan ke Slovyansk yang dihiasi dengan pos-pos pemeriksaan milisi setidaknya hanya satu yang bendera Rusia .
Layanan keamanan Ukraina pun telah mengidentifikasi seorang pria yang diyakini agen intelijen asing Rusia yang sedang menjalankan operasi pro - Rusia di Slovyansk. Pria itu bernama Igor Strelkov. Ia mengaku juga berkoordinasi pasukan Rusia di Crimea selama terjadi ketegangan di sana.
Sejauh ini, Rusia sendiri masih memiliki puluhan ribu tentara yang berkumpul di sepanjang perbatasan Ukraina Timur dan belum mau menarik pasukannya dari tempat itu. Pemerintah Barat menuduh Moskow memicu kerusuhan di Ukraina timur dan khawatir bahwa pertumpahan darah dapat digunakan sebagai alasan untuk invasi Rusia seperti halnya yang telah terjadi di Crimea.
Rusia menganeksasi Semenanjung Crimea dengan strategi yang mirip dengan yang terjadi di Sloyvansk saat ini. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar