Militer Suriah berhasil menewaskan 30 gerilyawan dalam pertempuran sengit di kota kecil, Yabroud, di sebelah utara Damaskus pada pertempuran Sabtu, demikian laporan kantor berita resmi SANA.
Serangan pada Sabtu itu adalah yang paling akhir dalam serangkaian operasi militer "berkualitas" yang telah menewaskan lebih dari 230 gerilyawan dalam satu pekan belakangan, demikian laporan Xinhua, Minggu.
Pada pertengahan Februari, militer Suriah memulai serangan besar guna merebut kembali Yabroud, dengan menguasai daerah sekitarnya sebelum mendesak ke dalam kota itu sendiri. Namun saat ini, pertempuran di sekitar Yabroud masih berkecamuk.
Yabroud, sekitar 80 kilometer di sebelah utara Damaskus, dipandang sebagai kubu penting gerilyawan bersenjata karena lokasinya di lereng pegunungan di Wilayah Qalamoun dan di dekat Kota Kecil Ersal di Lebanon, tempat gerilyawan memperoleh senjata serta perawatan medis.
Selain itu, kota kecil tersebut memiliki lereng terjal dan gua kuno --yang memberi gerilyawan tempat perlindungan dari serangan udara pemerintah.
Banyak ahli militer mengatakan dengan menguasai Yabroud, pasukan pemerintah dapat mengamankan jalan internasional yang menghubungkan Damaskus dengan Provinsi Homs di Suriah Tengah dan beberapa provinsi di pantai Laut Tengah.
Dengan menguasai kota kecil tersebut, militer Damaskus juga bisa mencegah aliran bom mobil ke dalam Lebanon --yang bertetangga.
Jalan terbuka Yabroud menuju Ersal telah memudahkan pengangkutan mobil yang diisi peledak ke dalam wilayah tetangga Suriah, yang Ibu Kotanya, Beirut, belum lama ini telah diguncang oleh serangkaian pemboman mobil bunuh diri.
Serangan itu ditujukan ke beberapa kubu kelompok gerilyawan Syiah Lebanon, Hizbullah, yang anggotanya memerangi petempur kelompok yang memiliki hubungan dengan Al Qaida bersama tentara Suriah di bagian tengah negeri tersebut.
Sebanyak 17 orang termasuk perempuan dan anak-anak cedera, Jumat (28/2), ketika dua bom mortir menghantam daerah di bagian timur Damaskus, demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA.
Bom mortir tersebut mendarat di Bundaran Al-Baitara dan Kabupaten Bab Sharqi di Damaskus, kata SANA. Ditambahkannya, seorang anak perempuan berada dalam kondisi kritis akibat serangan tersebut, yang juga telah menimbulkan kerusakan harta dan membuat banyak mobil terbakar.
Serangan itu, yang paling akhir dalam serangkaian serangan mortir yang dilancarkan oleh gerilyawan di pinggiran Damaskus, terjadi saat ribuan orang Suriah yang pro-pemerintah berpawai di Kabupaten Mazzeh di Damaskus Barat guna mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Serangan mortir telah menjadi bagian dari kejadian sehari-hari di Suriah, terutama di Damaskus, saat gerilyawan berharap taktik semacam itu akan merusak kestabilan Ibu Kota Suriah, yang dijaga ketat.
Pemerintah Suriah mengulurkan tangan kepada petempur oposisi dalam upaya lain untuk meringankan penderitaan keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan sebagai langkah ke arah penyelesaian permanen bagi krisis tiga-tahun di negeri tersebut.
Konflik itu telah menewaskan lebih dari 100.000 orang serta membuat 9,3 juta orang di dalam Suriah dan lebih dari dua juta orang di luar negeri tersebut sangat memerlukan bantuan kemanusiaan. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar