Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson mengimbau dialog dan de-eskalasi krisis Ukraina serta mendesak semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dari refleks Perang Dingin.
Berbicara kepada para wartawan setelah bertemu anggota pemerintah interim Ukraina di Kiev, Eliasson mengatakan demi kepentingan semua orang untuk mencari penyelesaian di Krimea secara de facto pasukan pro - Moskow berada dalam kendali.
"Saya berharap bahwa kita telah sampai pada akhir Perang Dingin," kata Eliasson dengan mendorong Rusia untuk mempertahankan pengaruhnya atas Ukraina atau mantan anggota Uni Soviet.
"Jangan lakukan untuk kepentingan siapa pun, apalagi membangkitkan kembali hantu (Perang Dingin) dari masa lalu."
Sebaliknya, ia mengimbau untuk "penyelesaian damai" dan meminta Rusia dan Ukraina menyelesaikan masalah mereka di meja perundingan.
"Ini bukan permainan dimana harus ada yang menang dan kalah. Konflik di dunia saat ini selalu permainan kalah-kalah," kata diplomat asal Swedia tersebut.
"Kami berharap bahwa kita tidak akan menuju ke eskalasi, tetapi de-eskalasi," katanya mengulangi komentar yang dibuat oleh Presiden AS Barack Obama.
Eliasson menambahkan bahwa utusan PBB tentang hak asasi manusia, Ivan Simonovic, akan melakukan perjalanan ke crimea selama akhir pekan untuk melihat kemungkinan adanya pelanggaran.
"Kami akan melakukan segalanya dan mendapatkan kebenaran sebanyak yang kita dapat, entah pelanggaran hak asasi manusia atau bahkan kejahatan yang lebih berat. Itulah tugas kami," katanya.
Sejauh ini, Semenanjung di Laut Hitam ada di bawah kendali pasukan pro-Moskow, meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan tidak ada pasukan Rusia di sana.
Utusan PBB lainnya yaitu Robert Serry sudah di Crimea pada Rabu ini untuk mengawasi situasi dan Eliasson mengatakan PBB telah melakukan kontak erat dengan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE).
OSCE mengatakan pihaknya telah mengirimkan misi dari 35 pengamat militer tidak bersenjata ke Ukraina pada misi pemantau yang diminta oleh otoritas pro-Barat yang baru di Kiev hingga 12 Maret. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar