Tentara Israel melarang ribuan warga Palestina, termasuk kaum laki-laki di bawah usia 50 tahun, masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa untuk melaksanakan salat Jumat dua hari lalu.
Mereka akhirnya melaksanakan salat Jumat di jalanan di dekat masjid sementara tentara Israel mengelilingi mereka, seperti dilansir stasiun televisi Press TV, Ahad (2/3).
Puluhan warga Palestina juga terluka ketika tentara Israel menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan unjuk rasa warga Palestina menentang pelarangan itu.
Tel Aviv menyatakan larangan itu diberlakukan untuk mencegah kerusuhan.
"Israel terus mencari jalan untuk melarang warga Palestina memasuki Al-Quds dan masjid Al-Aqsa," ujar Menteri Agama Otoritas Palestina Mahmud Al-Habbash kepada Press TV.
Habbash menambahkan Jumat adalah hari yang menyedihkan bagi jamaah ingin melaksanakan ibadah salat Jumat. Israel menggelar pos pemeriksaan di dalam dan di luar kompleks masjid untuk melarang warga Palestina masuk.
"Ini sungguh penghinaan terhadap kebebasan beragama dan melanggar hukum internasional," kata dia.
Pada 25 Februari lalu, parlemen Israel (Knesset) membahas rencana pencaplokan kompleks masjid Al-Aqsa namun belum menghasilkan keputusan final.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengecam pembahasan di parlemen Israel itu sebagai rencana membuat Yerusalem menjadi kawasan Yahudi. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar