Senin, 24 Maret 2014

Dewan Keamanan Ukraina: Putin Ingin Kuasai Semua Wilayah Kami


Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Andriy Parubiy, dalam sebuah unjuk rasa yang digelar pada Minggu, 23 Maret 2014 mengatakan bahwa niat Presiden Vladimir Putin tidak hanya ingin sekadar mencaplok wilayah Crimea. Tapi, juga seluruh wilayah Ukraina.

Dewan Keamanan Ukraina: Putin Ingin Kuasai Semua Wilayah Kami

Dilansir dari stasiun berita BBC pada hari Minggu, Parubiy mendasarkan pendapat itu dari posisi pasukan Rusia yang telah berada di wilayah perbatasan antara Ukraina dan Rusia.

"Pasukan dia (Putin-red) telah berada di wilayah perbatasan dan siap menyerang kapan pun," kata Parubiy.

Kekhawatiran lainnya diungkap oleh Komandan Militer NATO di Eropa, Jenderal Philip Breedlove. Menurut dia, setelah Crimea yang secara resmi dicaplok Rusia, wilayah selanjutnya yang dikhawatirkan disasar Negeri Beruang Merah yakni Trans-Dniester di Moldova.


Wilayah Trans-Dniester adalah jalur sempit di antara Sungai Dniester dengan perbatasan Ukraina. Area tersebut juga telah memproklamirkan sebagai wilayah merdeka dari Moldova pada tahun 1990 silam.

Serupa dengan Crimea, kemerdekaan Trans-Dniester juga tidak diakui oleh komunitas internasional. Setelah Crimea diakui oleh Rusia sebagai wilayah baru mereka, Mahkamah Tertinggi Soviet Trans-Dniester telah mengirimkan permintaan secara resmi untuk bergabung dengan Republik Federasi Rusia.

"Tentara Rusia yang tengah berada di wilayah perbatasan dengan Ukraina saat ini sangat mudah dan siap menuju ke wilayah Trans-Dniester, apabila keputusan akhir diambil demikian," kata Breedlove. Kenyataan itulah yang kian membuatnya khawatir. "Rusia bertindak lebih sebagai musuh ketimbang seorang mitra," kata Breedlove lagi.

Namun, kekhawatiran itu dibantah oleh Duta Besar Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov. Menurut dia, Rusia sama sekali tidak memiliki pandangan untuk memperluas wilayahnya. Sehingga, semua orang tidak seharusnya takut terhadap Rusia.

Dia menambahkan, reunifikasi antara Crimea dengan Rusia bukan lah sesuatu yang telah direncanakan. Hal itu justru mengakhiri keanehan yang telah berlangsung selama 60 tahun di sana.

Chizhov beralasan apa yang dilakukan Rusia hanya karena ingin melindungi kepentingan warga etnis Rusia yang tinggal di bagian timur Ukraina. "Sebab, semua penduduk di bagian timur Ukraina dapat ditahan oleh siapa pun yang saat ini tengah berkuasa di ibukota Kiev," ujar Chizhov.  (VivaNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar