Sebuah laporan dari Organisasi Perjanjian Pelarangan Tes Nuklir Komprehensif (CTBTO) memberi harapan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH370 masih mungkin ditemukan. Organisasi yang berbasis di Austria itu menjelaskan, tidak pernah mendeteksi ada ledakan atau tabrakan baik di darat maupun laut sejak pesawat tersebut hilang, 8 Maret lalu.
Sekretaris eksekutif CTBTO Lassina Zarbo menegaskan, kecelakaan pesawat bisa dideteksi dengan tiga atau empat teknologi yang digunakan oleh Sistem Monitoring Internasional (IMS). Sistem ini bisa mendeteksi apapun ledakan yang terjadi di bumi.
"Data kami secara potensial bisa membuka harapan tentang dimana sesungguhnya pesawat MH370. Kami memperlihatkan kepada keluarga korban yang gelisah menunggu kabar tentang orang-orang yang mereka cintai bahwa data ini kami gunakan sepenuhnya," demikian pernyataan Zarbo di situs CTBTO seperti dikutip The Star, Rabu (19/3).
Meskipun sistem ini dirancang untuk mendeteksi ledakan nuklir, juga bisa digunakan untuk mendeteksi ledakan pesawat berbadan besar demikian juga tumbukan pesawat dengan daratan atau air.
CTBTO pernah mendeteksi kecelakaan pesawat termasuk yang terjadi di Bandara Narita, Jepang pada Maret 2009.
Jika data CTBTO ini benar, memunculkan pertanyaan di mana sesungguhnya pesawat ini berada.
Sebelumnya, warga Kuda Huvadhoo, Dhaal Atoll, di Maladewa, mengaku melihat "pesawat jet jumbo terbang rendah" di atas rumah pada Sabtu (8/3), tepat hari yang sama saat pesawat Malaysia Airlines MH370 dinyatakan hilang.
Thestar mengutip dari harian Maladewa Haveeru, melaporkan warga menggambarkan pesawat yang terbang di atas Kuda Huvadhoo sekitar pukul 6.15, waktu setempat, berwarna putih dengan garis-garis merah di atasnya.
Skema warna ini sangat mirip dengan corak yang digunakan oleh Malaysia Airlines, termasuk Boeing 777-200. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar