Korea Utara dan Selatan pada Rabu bersepakat untuk menyelenggarakan pertemuan keluarga yang terpisah dalam perang Korea antara 1950 dan 1953 untuk pertama kali sejak tiga tahun terakhir.
Kesepakatan kedua negara itu menandai kerja sama yang amat jarang terjadi di antara kedua negara yang bersaing tersebut, khususnya dalam pekan-pekan menjelang Korea Selatan melakukan pelatihan militer bersama Amerika Serikat yang ditolak oleh pihak Pyongyang.
Pejabat dari kedua negara melakukan pertemuan di daerah perbatasan di desa Panmunjon, dan membuat keputusan bersama untuk menyelenggarakan pertemuan kembali anggota keluarga yang terpisah itu antara 20-25 Februari di kawasan resot Gunung Kumgang di Utara, demikian pernyataan dari Kementerian Unifikasi.
"Kami berharap bahwa kesepakatan terakahir ini akan berjalan lancar untuk meringankan penderitaan dan kepedihan yang ditanggung keluarga-keluarga yang terpisah," demikian pihak kementerian.
Semua isyarat persetuan antara Korea Utara dan Selatan mendapat sambutan baik untuk mencapai kerjasama dengan membangun kepercayaan yang paling mendasar.
Meskipun kedua belah pihak pernah berada dalam kedudukan seperti ini, pengamat memperingatkan bahwa penetapan tanggal tersebut belum berarti bahwa peristiwanya akan terlaksana.
Kedua Korea pernah menyetujui pertemuan keluarga pada September lalu, bahkan orang-orang dari keluarga yang akan dipertemukan itu sudah bersiap menuju Gunung Kumgang, namun Pyongyang membatalkannya beberapa saat sebelum acara dilakukan dengan alasan "permusuhan" oleh pihak Selatan.
Terjadi kecemasan yang meluas bahwa keluarga-keluarga itu akan dikecewakan kembali, sehingga tidak memecahkan ketegangan di seputar latihan militer AS-Korsel yang dijadwalkan dimulai pada akhir Februari.
Korea Utara sudah mengancam konsekuensi yang akan terjadi apabila latihan militer itu tetap dijalankan, sementara Seoul dan Washington mengabaikan kemungkinan membatalkannya.
Latihan militer yang dilakukan setiap tahun itu selalu menjadi titik panas hubungan diplomatik di Semenanjung Korea dan tahun lalu memicu ketegangan militer yang makin tajam.
Yoo Ho-Yeol, guru besar studi Korea Utara di Universitas korea Selatan memperingatkan bahwa Korea Utara kemungkinan menggunakan persetujuan pertemuan keluarga ini sebagai alat penawar.
"Ketimbang membatalkan acara itu kembali, mungkin akan memadatkan konsesi misalnya menurunkan skala latihan militer," kata Yoo.
Pejabat Pertahanan AS sudah mengindikasikan bahwa berbeda dengan latihan pada 2013, tahun ini tidak akan melibatkan pesawat induk ataupun pengebom strategis lain.
AS pada Rabu menyatakan menyambut baik kesepakatan Korea untuk menekankan pertemuan keluarga tetapi menegaskan pula bahwa latihan militer akan berlangsung seperti yang sudah direncanakan.
"Kami tentu saja menyambut baik keputusan oleh Korea Selatan dan Korea Utara yang menetapkan tanggal pertemuan keluarga," kata Jen Psaki.
"Seperti Anda ketahui, kami mendukung hubungan antar-Korea dan ini tentu saja salah satu contohnya," kata Psaki.
Namun ia juga mengatakan bahwa Amerika sama sekali tidak akan membatalkan latihan Februari atas dasar pertemuan keluarga tersebut.
"Latihan akan dilakukan di seputar waktu yang sama setiap tahun dan menunjukkan komitmen AS terhadap sekutunya," katanya. (Junras)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar