Angkatan Bersenjata Korea Utara, Senin (16/12/2013), menyatakan sumpah setia untuk pemimpin negeri itu Kim Jong Un, setelah ia mengeksekusi pamannya sendiri pada pekan lalu.
Acara parade militer yang diisi pernyataan sumpah setia itu digelar sehari menjelang peringatan dua tahun kematian Kim Jong Il, Selasa (17/12/2013).
Stasiun televisi Pemerintah Korea Utara menayangkan ribuan prajurit berbaris di sebuah lapangan raksasa di luar Istana Kumsusan yang menyimpan jasad pendiri negara Kim Il Sung dan putranya, Kim Jong Il, yang diawetkan.
"Kami akan menjadi senjata dan perisai untuk menjaga pemimpin tertinggi," begitu teriakan ribuan prajurit Korea Utara.
Kepala Biro Politik Angkatan Bersenjata Choe Ryong Hae menyerukan agar para prajurit Korea Utara melindungi Kim Jong Un dengan nyawa mereka dan menjadi "bom serta peluru" manusia untuk sang pemimpin.
Choe, yang menjadi tokoh paling berpengaruh di tubuh militer setelah eksekusi paman Kim Jong Un, menambahkan bahwa pasukan Korea Utara akan membela pemimpinnya dan tak memedulikan upaya-upaya para pengkhianat.
Pernyataan publik soal dukungan militer menjadi sangat penting menyusul eksekusi Jang Song Thaek, paman Kim Jong Un, yang dituduh hendak mengambil alih kekuasaan negara.
Sementara itu, perkembangan di Korea Utara mendapatkan perhatian penuh dari "saudaranya" di Selatan. Militer Korea Selatan kini dalam kondisi siaga penuh dan Presiden Park Geun-hye menggelar rapat dengan para petinggi militer dan keamanan negara.
"Terkait perkembangan terakhir di Utara, tidak jelas ke mana arah politik negeri itu akan berkembang," kata Presiden Park dalam jumpa pers di Seoul.
"Namun, kami tidak bisa mengabaikan kemungkinan adanya provokasi yang sembrono," tambah Park sambil memerintahkan agar kesiagaan militer di sepanjang perbatasan ditingkatkan.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengabarkan, selebaran propaganda Korea Utara jatuh di wilayah pulau Baengnyeong di perbatasan kedua negara.
Selebaran itu berisi peringatan akan serangan Korea Utara terhadap basis militer Selatan yang ditempatkan di pulau itu. Namun, militer Korea Selatan tidak memberi keterangan apa pun soal masalah ini. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar