Senin, 14 Oktober 2013

Pengungsi Suriah Serbu Eropa


Kapal karam yang merenggut nyawa lebih dari 30 migran pekan lalu di Malta mengungkap mimpi buruk kemanusiaan pengungsi Suriah yang dalam beberapa dekade ini terus exodus dari negaranya. Sejak awal pemberontakan Suriah pada Maret 2011, sekitar tujuh juta orang, hampir sepertiga dari populasi, telah mengungsi. Dua juta di antaranya melarikan diri melintasi perbatasan.

Pengungsi Suriah Serbu Eropa

Menurut data di PBB, Lebanon dengan jumlah penduduk hanya 4,4 juta telah menerima jumlah terbesar pengungsi yang mencapai hingga 760,000 orang. Data ini dikeluarkan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi. Akan tetapi, pemerintah Lebanon mengatakan bahwa jumlah pengungsi mencapai 1,3 juta orang, termasuk yang tidak terdaftar secara resmi.


Sebanyak 540,000 pengungsi telah melarikan diri ke Yordania. Yordania mengakui bahwa beban air dan listrik mulai dirasakan pemerintah. Sementara itu, sebanyak 120.000 pengungsi kini tinggal di kamp luas Zaatari.

Sebanyak 500.000 warga Suriah juga telah melarikan diri ke Turki dan 190.000 orang  telah melarikan diri ke Irak. Nah, tragisnya, sekitar 47.000 warga Suriah telah mencari suaka di Eropa. Akibatnya, beberapa negara Uni Eropa kini belum sepakat untuk memberikan respon terpadu.

Sejak awal tahun ini saja, menurut angka di Uni Eropa, Suriah telah mengajukan sekitar 13.000 permintaan suaka, termasuk 4.700 di Swedia, 4.500 di Jerman dan 700 di Perancis.

Bulan lalu, Swedia menjadi negara pertama di Eropa yang memberikan tempat tinggal kepada semua pencari suaka Suriah yang berhasil mencapai pantai di Swedia. Menurut dewan migrasi, hampir 11.000 warga Suriah telah memperoleh suaka di Swedia sejak 2012 dan angka tersebut diperkirakan akan meningkat tajam.

Jerman mengumumkan awal tahun ini bahwa pihaknya siap untuk menerima 5.000 warga Suriah yang mencari perlindungan dan telah menerima sekitar 18.000 jumlah pengungsi Suriah sejak awal konflik.

Jumlah pengungsi Suriah yang bepergian ke Eropa meningkat tajam. Kebanyakan dari mereka menempuh rute laut yang berbahaya yaitu melalui pulau Lampedusa di Italia, dekat tempat perahu migran yang terbalik pada Jumat pekan lalu. (JN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar