Selasa, 29 Oktober 2013

Obama Perintahkan Tinjau Ulang Operasi Intelijen


Presiden Barack Obama memerintahkan meninjau ulang program mata-mata menyusul terungkapnya penyadapan telepon terhadap jutaan orang. Prancis, Jerman, dan Spanyol di antara sejumlah negara yang menuntut penjelasan mengenai penyadapan tersebut.

Presiden Barack Obama (kiri) dan Kanselir Jerman Angela Merkel. (AP Photo/dpa, Michael Kappeler)
Presiden Barack Obama (kiri) dan Kanselir Jerman Angela Merkel. (AP Photo/dpa, Michael Kappeler)

Pernyataan Obama itu disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Fusion, jaringan televisi kabel, pada Senin, 28 Oktober 2013. Pada kesempatan itu Obama mengatakan dia memerintahkan meninjau ulang operasi spionase. "Untuk memastikan apa yang mereka sanggup lakukan tidak mesti harus mereka kerjakan."

Obama mengatakan, dia adalah pengguna akhir dari seluruh kegiatan mata-mata yang dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) dan lembaga intelijen lainnya di Amerika Serikat.


Apa yang disampaikan Obama langsung mendapatkan tanggapan keras dari Kepala Komite Intelijen Senat AS, Dianne Feinstein. Politisi Partai Demokrat ini pada Senin, 28 Oktober 2013, meminta pemerintah secara menyeluruh meninjau ulang semua program intelijen setelah kegiatan penyadapan AS terhadap Kanselor Jerman, Angela Merkel, terungkap.

Feinstein mengatakan, Obama tidak diberi tahu mengenai pengumpulan (penyadapan) komunikasi Angela Merkel yagn berlangsung sejak 2002. "Terkait dengan pengumpulan intelijen NSA terhadap para pimpinan negara sekutu AS termasuk Prancis, Spanyol, Meksiko, dan Jerman, izinkan saya dengan tegas menolak seluruh aktivitas itu (penyadapan)," kata Feisntein dalam sebuah pernyataan. (Tempo)

1 komentar:

  1. Bgmn intelejen Indonesia apa sbg anggota rubuh2 gedang, Intelejen NKRI yg lepas dr intimidasi AS/NATO dan kalau kemendirian ditegakkan Intelejen Indonesia sangat ditakuti.

    BalasHapus