Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif yang sedang menderita sakit punggung dan berkursi roda harus berurusan dengan enam kekuatan dunia (P5+1). Ia sebenarnya ingin mengikutinya, namun akhirnya memutuskan mendelegasikannya pada wakilnya Abbas Araqhchi. Berbekal tuntutan terkait program nuklir negaranya Abbas pun memimpin delegasi Iran pada pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Perancis dan Jerman.
Fasilitas nuklir untuk listrik di dekat pusat kota Arak 150 mil (250 kilometer) barat daya Teheran (AP/ ISNA, Hamid Foroutan) |
Meski sedang sakit, ia tampaknya tidak tertarik untuk berbagi penyakit dengan publik. Juru bicara Uni Eropa Michael Mann mengatakan sakit yang diderita Zarif tak membuatnya murung. Ia tetap terlihat ramah saat jamuan malam bersama Catherine Ashton.
"Aku punya rasa sakit di punggung dan kaki setelah melihat headline surat kabar pagi ini," aku Zarif sebelum berangkat ke Jenewa pada halaman Facebook-nya merujuk pada artikel yang memandang buruk perbaikan hubungan diplomatik AS-Iran.
Abbas mengaku akan tetap berada di Jenewa sampai pembicaraan berakhir. Ia menegaskan prioritas jangka pendek Rowhani adalah untuk menegosiasikan pengurangan sanksi Barat sebagai bagian dari negosiasi mengenai program nuklir Iran. Pembicaraan di Jenewa digelar sejak Selasa kemarin hingga Rabu ini.
Abbas Arakchi menggambarkan pertemuan Selasa kemarin secara "positif". "Diskusi ini berguna dan kami berharap untuk melanjutkan diskusi kami dalam pertemuan dengan P5 +1 dan Iran." (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar