Kamis, 31 Oktober 2013

Dua Pejabat Intelijen AS Mati-Matian Bela Program Spionasenya


Dua pejabat intelijen AS terus berupaya membela diri saat menghadapi berbagai kecaman dari dalam dan luar negeri terkait program spionasenya. Seperti diketahui, kecaman datang bertubi-tubi dari para pemimpin dunia yang selama ini menjadi sekutu dekat AS. Jerman, Meksiko, Perancis dan Spanyol melontarkan tindakan nyata atas ketidakpercayaan Amerika ini.

Dua Pejabat Intelijen AS Mati-Matian Bela Program Spionasenya

Bahkan, media Jerman melaporkan bahwa penyadapan AS pada Kanselir Jerman Angela Merkel baru berakhir beberapa bulan yang lalu.

Namun, apa kata pejabat intelijen AS? Direktur Intelijen Nasional James Clapper berargumen operasi intelijen perlu dilakukan "tanpa pandang bulu". "Rencana para pemimpin adalah prinsip dasar dari apa yang kami kumpulkan dan analisa," dalih Clapper.


Ia balik menyerang sekutu asing yang juga rutin memata-matai pejabat dan badan intelijen AS. Jika ada desakan agar komunitas intelijen AS meminta maaf, tegasnya, Amerika kecewa berat.

Sementara itu, Direktur Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA), Jenderal Keith Alexander, berdalih program tersebut dilakukan untuk mencegah serangan teroris masal di Amerika sejak serangan tahun 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang. Pertanyaannya, apa korelasinya AS menyadap para pemimpin dunia yang selama ini menjadi sekutunya. Mereka toh sekutu dekat dan tidak melakukan tindakan terorisme. Ini jelas-jelas tidak mudah dimengerti.

Jenderal Keith Alexander melaporkan pada panel Kongres Amerika bahwa pengumpulan besar-besaran data percakapan telpon dan Internet diseluruh dunia yang dilakukan NSA telah mencegah 13 serangan di Amerika dan 25 lainnya di Eropa dalam beberapa tahun ini. Ia membela diri dengan mengatakan pengumpulan intelijen intensif semacam ini, serangan teroris berskala besar lainnya telah tercegah di Amerika. (JN)

1 komentar:

  1. Konflik Ukraina adalah operasi intelejen AS, agar terjadi perang shg industri mesin perang AS akan berjalan dan sekaligus merusak ekonomi lawan dg mendpt suntikan ekonomi AS dr hasil perang. Salam................

    BalasHapus