Rabu, 04 September 2013

Kongres Amerika Dukung Rencana Obama Serang Suriah


Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mendapat dukungan dari pimpinan maupun politisi senior di parlemen (Kongres) soal rencana menyerbu Suriah. Namun Obama masih ingin menunggu restu dari mayoritas anggota Kongres, yang akan kembali menggelar sidang pada 9 September mendatang setelah masa reses.

Kongres Amerika Dukung Rencana Obama Serbu Suriah
Barack Obama saat pidato nasional tahunan di Kongres beberapa waktu lalu | REUTERS/Saul Loeb/Pool
Menurut kantor berita Reuters, pada Selasa waktu Washington, Obama sudah mendapat persetujuan dari Ketua DPR John Boehner dan Ketua Fraksi Demokrat di DPR, Eric Cantor. Pekan depan, baik DPR dan Senat, akan gelar pemungutan suara terkait rencana Obama menggelar operasi militer di Suriah.

"Saya yakin para kolega akan mendukung aksi itu," kata Boehner. Sebagai politisi Partai Republik yang beroposisi, jarang sekali Boehner mendukung keputusan yang diambil Obama, presiden yang didukung Partai Demokrat.


Dua senator terpandang dari Partai Republik, John McCain dan Lindsay Graham, juga menyatakan dukungan kepada Obama soal aksi atas Suriah. Namun, seperti dikutip USA Today, mereka berharap aksi militer ini bukan strategi tunggal, melainkan bagi dari suatu rencana yang lebih luas untuk mencari solusi atas Suriah, yang selama lebih dari dua tahun dilanda perang saudara.  

Dalam pidatonya akhir pekan lalu, Obama menyatakan sudah seharusnya militer AS mengukum rezim yang memerintah di Suriah. Rezim Bashar al-Assad dituduh bertanggungjawab atas serangan senjata kimia atas basis-basis pemberontak di sejumlah kota di sebelah timur Ibu Kota Damaskus pada 21 Agustus lalu.

Washington mengklaim serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, termasuk ratusan anak-anak. Assad membantah tudingan AS itu sambil menyatakan bahwa pasukan pemberontaklah yang seharusnya bertanggungjawab.

Belum diungkapkan berapa lama dan seperti apa serangan militer AS ke Suriah. Namun Obama menyatakan bahwa serangan militer bisa dimulai begitu sudah mendapat restu dari Kongres, walau tidak disetujui Dewan Keamanan PBB.

Menanggapi sikap AS itu, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, menyatakan bahwa penggunaan kekuatan militer hanya bisa dibenarkan bila yang bersangkutan membela diri atau sudah mendapat wewenang dari Dewan Keamanan PBB.

AS tampak sengaja mengacuhkan Dewan Keamanan PBB soal rencana menyerang Suriah. Pasalnya, dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia dan China, siap menggunakan hak veto --yang bisa menggugurkan suatu rancangan resolusi lewat pemungutan suara-- bila AS meminta izin gelar aksi militer lewat forum itu. (VivaNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar