Minggu, 15 September 2013

Filipina Bahas Gencatan Senjata dengan MNLF


Wakil Presiden Filipina tiba di kota selatan Zamboanga pada Sabtu ini guna membahas rencana gencatan senjata dengan pemberontak Muslim yang hingga kini masih menawan puluhan sandera sipil, sementara korban tewas telah mencapai lebih dari 50 orang.

Militer Filipina mengepung Zamboanga
Militer Filipina mengepung Zamboanga

Orang nomor dua di Filipina Jejomar Binay menempatkan rencana gencatan senjata kepada pemimpin pemberontak Nur Misuari dan Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin pada Jumat kemarin sementara miitan bersenjata membakar rumah dan puluhan ribu orang di kota melarikan diri karena terancam.

Juru bicara Presiden Abigail Valte mengatakan bahwa sampai gencatan senjata dilaksanakan, operasi militer akan terus dilakukan.


Para pemberontak dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mulai menyerbu pada Senin lalu , ketika sekitar 180 dari mereka memasuki kota pelabuhan dan mengambil sandera dalam upaya untuk menggagalkan pembicaraan damai antara kelompok lain  dari militan dan pemerintah.

Juru bicara Binay mengatakan bahwa wakil presiden telah berbicara dengan pemimpin MNLF Misuari pada Jumat malam untuk mengusulkan gencatan senjata yang akan mulai berlaku pada tengah malam pada Sabtu ini.

"Dia berbicara dengan Misuari dan ia berbicara juga dengan Gazmin. Mereka setuju untuk membahas gencatan senjata," kata juru bicara Joey Salgado.

Presiden Filipina Benigno Aquino yang terbang ke Zamboanga pada Jumat kemarin telah mengeluarkan peringatan kepada para pemberontak agar tidak melukai warga sipil.

Dia mengatakan pasukan pemerintah akan mengerahkan kekuatan "luar biasa" dan tidak akan ragu untuk menggunakannya saat menghadapi kelompok gerilyawan. Lebih dari 1.000 tentara Filpina diturunkan untuk mengusir kelompok pemberontak MNLF keluar dari kota.

MNLF didirikan oleh Nur Misuari tahun 1971 dengan tujuan untuk memperjuangkan pendirian negara Islam. MNLF menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah tahun 1996. Namun, Nur Misuari mengeluh faksinya dipinggirkan dalam perjanjian damai yang saat ini dirundingkan antara pemerintah dan kelompok pemberontak lain, Front Pembebasan Islam Moro, MILF. (JaringNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar