Minggu, 29 September 2013

Angkatan Laut Australia Bakar Perahu Pencari Suaka


Lebih dari 40 pencari suaka yang berusaha mencapai Australia dengan menggunakan kapal telah dikirim kembali oleh Angkatan Laut Australia ke Indonesia.
Sebuah kapal Australia menyelamatkan 44 pencari suaka dan dua awak kapal atas permintaan Indonesia setelah kapal tersebut mengalami masalah di posisi 40 nautical mile (sekitar 74 kilometer) dari pantai pulau Jawa hari Kamis (26/09) pagi.


Angkatan Laut Australia Bakar Perahu Pencari Suaka

Dini hari, kelompok SAR Indonesia bertemu dengan kapal Angkatan Laut di lepas pantai Jawa dan para pencari suaka tersebut diserahkan.


Salah satu awak Indonesia menyatakan bahwa Angkatan Laut Australia membakar kapal yang dinaiki pencari suaka setelah menjemput mereka.

Tindakan mengembalikan pencari suaka ke pihak berwenang Indonesia setelah diminta membantu menyelamatkan hanya terjadi satu kali selama enam tahun pemerintahan Australia di bawah Partai Buruh.

Saat ini, pemerintahan Australia dipimpin oleh pihak koalisi, yang memenangkan pemilihan umum tanggal 7 September lalu.  

Kapal pencari suaka yang berisi 46 orang itu awalnya melakukan panggilan darurat (distress call). Suyatno, kepala operasional kantor Basarnas Jakarta, menyatakan bahwa Basarnas tidak memiliki kemampuan mencapai kapal tersebut. Angkatan Laut Australia pun mencegat kapal itu dan memberi tahu Basarnas bahwa mereka akan mengantar para pencari suaka kembali.

Suyatno berkata bahwa Ia tidak tahu mengapa Australia tidak membawa para pencari suaka itu ke Christmas Island.

Menurut salah satu awak kapal, Azam, kapal itu tidak rusak, meskipun penumpangnya memanggil ke Australia agar mereka diselamatkan. Ia juga berkata bahwa Angkatan Laut membakar kapal tersebut di laut.

Para penumpang dan awak telah dikembalikan ke Indonesia.

Menurut Greg Jennet, Kepala Biro Parliament House ABC, penyelamatan ini tidak serta merta berarti "penghalauan kembali" (turnback) kapal, namun menyiratkan pendekatan yang lebih tegas oleh Australia.

Ini juga dapat menjadi preseden bagi Indonesia, yang menyatakan bahwa syarat meminta tolong terhadap Australia untuk penyelamatan atau pencegatan adalah para penumpang dikembalikan ke Indonesia.

Namun, masyarakat luas mungkin tidak akan mengetahui hal ini, karena pemerintah Australia tetap pada kebijakannya untuk tidak berkomentar tentang rincian operasional mengenai pencegatan apapun di laut di bawah Operation Sovereign Borders.

Dilaporkan bahwa penumpang di kapal pencari suaka tersebut berasal dari Irak, Iran dan Pakistan.

Azam mengakui bahwa Ia ditipu hingga mengawaki kapal tersebut ke Australia.  (Kompas)

1 komentar:

  1. Pemerintah RI hrs tegas thd pengungsian, yg masuk ke Indonesia segera dikembalikan ke negeri asalnya/minta ke PBB utk menangani kasus pengungsian dan pemerintah Australia benar dia tdk mau menjadikan negaranya blunder demikian Indonesia. Salam.......................

    BalasHapus