Senin, 26 Agustus 2013

Rusia Peringatkan Barat Penyelidikan Penggunaan Senjata Kimia di Suriah


Russia menyambut tawaran Damaskus yang mengizinkan misi para inspektur PBB guna menyelidiki penggunaan senjata kimia, sekaligus memperingatkan Barat bahwa serangan militer terhadap rezim Suriah akan menjadi "kekeliruan yang tragis".

Rusia Peringatkan Barat Penyelidikan Penggunaan Senjata Kimia di Suriah

"Kami tegas mendesak mereka yang dengan berupaya menerapkan pertimbangan mereka sendiri kepada para pakar PBB, berusaha meningkatkan kemungkinan operasi militer di Suriah," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Alexander Lukashevich, seraya menyebut langkah itu sebagai "kekeliruan yang tragis".

PBB menyatakan bahwa para pemeriksanya akan mulai bekerja paling cepat Senin esok setelah Damaskus menyetujui penyelidikan penggunaan senjata kimia ketika seorang pejabat tinggi PBB Angela Kane berkunjung ke Suriah hari ini.


Washington yang menyebut bukti rezim Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata sangat jelas sehingga meminta tindakan yang lebih keras, mengatakan bahwa tawaran Suriah itu terlambat.

Russia yang bersama Iran dan China menjadi pendukung Assad dalam krisis Suriah yang sudah berusia 29 bulan, mendesak pemberontak Suriah menjamin keamanan tim PBB yang dikepalai Profesor Aake Sellstroem.

"Adalah penting bahwa oposisi bersenjata mengendalikan bagian Ghouta Timur untuk menjamin misi PBB bisa beroperasi dengan aman dan tidak mengulangi semacam provokasi bersenjata sebagaimana disaksikan para pengamat PBB musim panas lalu," kata dia.

Jumat lalu para pemimpin oposisi telah mengatakan bahwa para pemeriksa PBB akan memperoleh akses luas ke wilayah-wilayah di bawah penguasaan pemberontak seperti Ghouta Timur di pinggiran Damaskus demi menyelidiki penggunakan senjata kimia.

Doctors Without Borders mengatakan 355 orang meninggal dunia pekan lalu akibat "gejala neurotoksik", setelah pemberontak menuduh pasukan pemerintah melepaskan senjata kimia di timufr dan barat daya Damaskus Rabu lalu yang menyebabkan lebih dari 1.300 orang mati.

Rezim Damaskus membantah tuduhan itu dan berbalik menuduh pemberontah telah menggunakan senjata kimia, demikian AFP. (Antara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar