Ditengah Pertikaian Diplomatik, Inggris Kirim Kapal Perang ke Gibraltar

Sebuah kapal perang angkatan laut Inggris akan berlayar ke Gibraltar yang merupakan wilayah Inggris di dekat Spanyol dalam beberapa minggu mendatang. Pengiriman kapal perang itu bertepatan dengan pertikaian diplomatik dengan Spanyol, walau para pejabat Inggris pada Kamis (8/8) mengatakan bahwa perlayaran merupakan kunjungan rutin dan telah direncanakan lama.

Konflik yang telah berusia berabad-abad terkait pos Inggris itu memuncak pada akhir Juli ketika sejumlah kapal Gibraltar membuang blok-blok beton ke laut untuk membuat terumbu karang. Beberapa hari kemudian Spanyol membuat penundaan yang lama di perbatasan dengan melakukan pemeriksaan mobil yang panjang.

Tiga kapal angkatan laut Inggris, termasuk kapal HMS Westminster, akan mengunjungi pos itu sebagai bagian dari pengerahan tahunan yang dikenal sebagai "Cougar", kata Kementerian Pertahanan Inggris. "Kunjungan yang akan datang oleh kapal-kapal itu yang membentuk Cougar 13, yang mencakup HMS Westminster dan kapal-kapal Royal Fleet Auxiliary yaitu Lyme Bay dan Mounts Bay, merupakan sesuatu yang biasa," kata pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris.

Seorang juru bicara kementerian itu menekankan kunjungan tersebut tidak terkait dengan masalah perbatasan dan mengatakan ia tidak dapat mengonfirmasi kapan tepatnya kapal-kapal akan tiba di Gibraltar.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dan rekan Spanyol-nya, Mariano Rajoy, berbicara pada Rabu dan sepakat untuk mengendalikan dan menenangkan ketegangan. Kantor Cameron mengatakan, ia telah memberitahu Rajoy tentang kunjungan Angkatan Laut Inggris itu dalam pembicaraan telepon mereka.

"Ini kunjungan rutin yang berlangsung setiap tahun dan telah dijadwalkan dengan baik sebelumnya," kata jurubicara pertahanan Gibraltar, Julia Wilde.

Manuver militer "Cougar" juga terjadi pada 2012 dan melibatkan jumlah kapal yang sama yang mengunjungi Gibraltar. Kapal-kapal Angkatan Laut Inggris juga akan mengunjungi sejumlah pelabuhan di Spanyol serta Portugal dan Malta, kata pihak Kementerian Pertahanan Inggris. (Kompas)