Pemerintah Israel, Selasa (16/7/2013), dikabarkan menyetujui penambahan dua batalyon infanteri Mesir di Sinai untuk menanggulangi meningkatnya aktivitas militan di kawasan tersebut.
Iring-iringan kendaraan tempur Angkatan Darat tengah menuju ke kawasan Sinai. | AP |
Sesuai perjanjian yang ditandatangani kedua negara pada 1979, penambahan pasukan di kawasan tersebut harus disetujui masing-masing negara. Demikian laporan harian Jerusalem Post.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon sudah menyetujui permintaan Angkatan Darat Mesir untuk menempatkan satu batalyon di El-Arish di bagian utara Sinai dan satu batalyon lagi di Sharm al-Sheikh di sebelah selatan.
Sebelumnya, Israel juga mendukung pengiriman pasukan tambahan ke Sinai, di mana penambahan pasukan tanpa persetujuan dilarang sesuai perjanjian 1979.
"Kegiatan militer Mesir di Sinai sudah dikoordinasikan dengan Israel dan sudah disetujui di level paling senior di Israel," demikian pernyataan AD Mesir.
"Pengerahan pasukan ini diperlukan untuk mengatasi ancaman keamanan di Sinai yang membahayakan baik Mesir maupun Israel," lanjut pernyataan itu.
Angkatan Darat Mesir dikabarkan tengah merencanakan pemberantasan aksi-aksi kelompok militan di Sinai, menyusul serangkaian serangan yang menewaskan sejumlah anggota aparat keamanan dan warga sipil.
Harian terbitan Mesir Al-Hayat melaporkan operasi militer Mesir itu akan melibatkan artileri dan serangan udara. Namun, AD Mesir menyatakan masih memberi kesempatan bagi kelompok militan untuk menyerah.
Sejauh ini, waktu serangan militer Mesir di Sinai belum dipastikan, apalagi militer negeri itu masih lebih berkonsentrasi mengamankan situasi di Kairo pasca-tergulingnya Muhammad Mursi. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar