Selasa, 23 Februari 2016

Konflik Dunia Mengingkat, Industri Senjata AS Untung Besar

Amerika Serikat berhasil meningkatkan dominasi mereka dalam perdagangan senjata di tengah meningkatnya konflik di berbagai negara Timur Tengah, Afrika dan Asia.

Menurut laporan dari Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), Senin (22/02/2016), jumlah perpindahan senjata internasonal, termasuk perdagangan dan pemberian, meningkat 14 persen pada periode 2011 hingga 2015 daripada periode lima tahun sebelumnya. AS dan Rusia menjadi pemasok senjata terbesar di dunia.


Konflik Dunia Mengingkat, Industri Senjata AS Untung Besar

Sejumlah negara pengimpor terbesar antara lain Arab Saudi, India, Tiongkok dan Uni Emirat Arab.

Penulis laporan itu memberikan contoh konflik yang terjadi di Yaman, di mana koalisi pimpinan Saudi tak henti-henti melancarkan serangan ke negara tersebut sejak Maret 2015.


"Sebuah koalisi sejumlah negara Arab menggunakan persenjataan mutakhir yang berasal dari Amerika Serikat dan Eropa di Yaman," kata peneliti senior SIPRI Pieter Wezeman dalam laporan itu.

Amerika Serikat telah menjual atau menyumbangkan persenjataan utama ke lebih dari 90 negara di seluruh dunia, laporan itu mengatakan.

"Saat sejumlah konflik dan ketegangan regional terus meningkat, Amerika Serikat masih menjadi pemasok persenjataan global terdepan dengan selisih batas yang signifikan," ujar Aude Fleurant, kepala program persenjataan dan pembelanjaan militer SIPRI.

"Amerika Serikat telah menjual atau menyumbangkan persenjataan besar ke setidaknya 96 negara dalam lima tahun terakhir, dan industri persenjataan Amerika Serikat memiliki pesanan ekspor yang sangat tinggi," kata Fleurant seraya menambahkan bahwa jumlah itu termasuk lebih dari 600 unit pesawat jet tempur F-35 Lightning II.

Sebesar 41 persen ekspor persenjataan AS ditujukan pada Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah lainnya.

"Meskipun turunnya harga minyak, pengiriman senjata besar-besaran ke Timur Tengah dijadwalkan masih akan terus berlanjut sebagai bagian dari kontrak yang disepakati lima tahun sebelumnya," Wezeman menambahkan.

Rusia masih menduduki posisi kedua dalam daftar eksportir SIPRI, dengan ekspornya yang meningkat tiga poin menjadi 25 persen meskipun sempat turun pada periode 2014 dan 2015, yang bersamaan dengan adanya sejumlah sanksi Barat terhadap Moskow dikarenakan konflik Ukraina.

India menjadi importir terbesar persenjataan Rusia dan SIPRI juga mencantumkan pemberontak pro-Moskow di Ukraina dalam daftar penerima senjata.

Sementara aliran persenjataan ke Afrika, Asia, Oseania dan Timur Tengah seluruhnya meningkap pada 2006-2010 dan pada 2011 hingga 2015, aliran senjata ke Eropa turun dengan tajam. Aliran senjata menuju negara-negara Amerika juga mengalami sedikit penurunan, menurut laporan SIPRI.

Secara keseluruhan, peepindahan persenjataan meningkat pada abad ini setelah adanya penurunan dalam 20 tahun sebelumnya.

Tiongkok melampaui Prancis dan Jerman dalam lima tahun terakhir dan menjadi sumber persenjataan terbesar ketiga di dunia, dengan peningkatan ekspor sebesar 88 persen.

Sebagian besar persenjataan buatan Tiongkok mengarah ke sejumlah negara Asia lainnya, Pakistan merupakan importir terbesarnya saat ini.

India sejauh ini masih menjadi pengimpor persenjataan terbesar, dengan total impor dunia sebesar 14 persen, dua kali lipat dari Arab Saudi yang berada di urutan kedua dan tiga kali lipat dari impor yang dilakukan Tiongkok. (RimaNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...