Selasa, 23 Desember 2014

Wikilieaks Rilis Dokumen soal Operasi CIA di Eropa

Sebuah dokumen rahasia CIA berisi tuntunan agar para agen AS di Eropa bisa bergerak bebas menggunakan paspor palsu beredar di dunia maya. Dokumen-dokumen itu juga membeberkan kekhawatiran CIA terkait aturan Uni Eropa yang lebih ketat bisa membongkar penyamaran para agen rahasia AS di Benua Biru.

Wikilieaks Rilis Dokumen soal Operasi CIA di Eropa
Wikilieaks Rilis Dokumen soal Operasi CIA di Eropa

Dua dokumen rahasia yang dirilis Wikileaks itu menampilkan para agen CIA saat ini bisa memasuki dan beroperasi di 26 negara yang menggunakan skema Schengen dengan risiko sangat minimal.

Dokumen itu menyebut peluang para agen itu terdeteksi saat memasuki kawasan Schengen sangat kecil karena para penjaga perbatasan Eropa saat ini lebih fokus mengawasi imigran ilegal dan aktivitas kriminal bukan kontraintelijen.


Namun, para agen rahasia AS itu kini khawatir karena Uni Eropa memiliki rencana untuk memaksa para pelancong memberikan sidik jari mereka dan diambil fotonya saat pertama kali melintasi perbatasan Eropa.

CIA mengatakan sistem baru ini akan dioperasikan secara online pada 2014 dan dikhawatirkan meningkatkan ancaman pengungkapan identitas para agen rahasia yang beroperasi dengan menggunakan samaran.

Di bawah aturan saat ini, para agen CIA yang menggunakan paspor AS palsu bisa memasuki semua negara Schengen tanpa visa lalu bergerak melintasi Eropa dari Portugal hingga Finlandia tanpa perlu menunjukkan dokumen apapun.

Inggris memangbukan termasuk kawasan Schengen di mana para pelancong bisa melintasi perbatasan tanpa menunjukkan paspor, namun dokumen itu menyebut para agen CIA juga tak mengalami kesulitan saat memasuki wilayah Inggris.

Dalam salah satu kesempatan, seorang agen CIA pernah dihentikan petugas perbatasan karena penampilannya tidak seperti para diplomat AS yang membawa paspor diplomatik. "Agen itu berpakaian kasual sehingga tak sesuai dengan penampilan seorang pemegang paspor diplomatik," demikian isi dokumen CIA.

Agen yang tak disebutkan identitasnya itu kemudian harus menjalani pemeriksaan tingkat kedua oleh aparat keamanan Eropa yang kemudian menemukan jejak bahan peledak di dalam tas agen tersebut.

Agen tersebut bertahan dengan jawaban yang sudah disiapkan dengan mengatakan dia mengikuti sebuah latihan kontraterorisme di AS namun aparat Eropa tetap menaruh curiga dan menyimpulkan agen itu "mencoba menghindar dan pernah berlatih di kamp teroris".

Meski menaruh curiga, aparah keamanan akhirnya membiarkan agen veteran itu melanjutkan perjalanannya.  (Kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...