Senin, 14 Juli 2014

Ukraina Timur Kembali Membara, 18 Warga Sipil Tewas

Meningkatnya bentrokan antara milisi pro-Kremlin dan pasukan Ukraina pada Minggu kemarin menewaskan 18 warga sipil dan memaksa pemimpin yang didukung Barat baru untuk membatalkan pertemuan penting dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Piala Dunia di Brasil.

Operasi militer di Donetsk

Sebuah krisis keamanan kemabli meledak di luar perbatasan timur Uni Eropa yang telah merenggut lebih dari 550 jiwa dan membuat makin membaranya hubungan Timur-Barat serta mengancam perang saudara habis-habisan.

Milisi yang dituduh Barat dan Kiev dipersenjatai oleh Kremlin menggunakan Grad sistem multi-roket untuk merobohkan 19 tentara Ukraina dan melukai hampir 100 orang di dekat perbatasan Rusia.


Serangan lebih lanjut menewaskan 18 tentara dan 26 warga sipil lainnya, dimana 18 dari mereka terkena rudal dan serangan pemberontak. Kekerasan ini makin menghancurkan harapan gencatan senjata.

Pihak berwenang di Kiev mengatakan 12 orang tewas dan sedikitnya delapan terluka di pinggiran kota di kubu pemberontak di Donetsk.

Pekerja kota di negara tetangga Lugansk mengatakan enam orang juga tewas dan tujuh terluka dalam berbagai insiden di benteng separatis.

Komandan Separatis Igor Strelkov mengatakan pasukan Ukraina merespon dengan mengirimkan puluhan tank ke pinggiran Lugansk dalam persiapan untuk kemungkinan serangan dari kota perbatasan Rusia.

Televisi Rusia RT memperlihatkan dua tank bergerak sepanjang jalan di kota beraspal di Lugansk.

Pejabat pertahanan Ukraina tidak mengeluarkan komentar segera dan tayangan televisi itu tidak bisa segera diverifikasi secara independen.

Jumlah korban sipil adalah salah satu yang tertinggi yang tercatat selama rentang dua hari dalam konflik tiga bulan yang telah mengancam kelangsungan hidup negara ex-Soviet yang strategis ini.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah berjanji untuk membunuh "ratusan" orang bersenjata untuk setiap prajurit hilang dan memerintahkan blokade militer dari wilayah udara untuk Lugansk dan Donetsk yang telah memproklamirkan diri sebagai "Republik Rakyat".

Para pemimpin Eropa menanggapi dengan bergabung dengan Putin dalam upaya untuk meyakinkan Poroshenko untuk menempatkan istirahat pada kekerasan pertama yang dipicu oleh pemecatan presiden pro Rusia pada Februari lalu. (JN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...