Jumat, 13 Desember 2013

Rusia Prihatin Atas Serangan terhadap Depot Senjata Suriah

Kementrian Luar Negeri Rusia, Kamis, menyatakan keprihatinan atas laporan-laporan bahwa kelompok Islam yang kuat telah menguasai depot senjata di Suriah utara.

Rusia Prihatin Atas Serangan terhadap Depot Senjata Suriah

Menurut laporan media Barat, Front Islam yang baru dibentuk, yang mencakup faksi-faksi Islam terbesar di Suriah, telah merebut lebih dari 10 gudang besar yang menyimpan persediaan non-mematikan dan peralatan militer serta markas oposisi Dewan Militer Tertinggi Tentara Pembebasan Suriah di kota Atme.

Penyitaan itu memicu Amerika Serikat dan Inggris untuk menangguhkan pasokan-pasokan bantuan non-mematikan kepada unit-unit Tentara Pembebaan Suriah yang beroperasi di Suriah utara.


"Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran, terutama dalam konteks persiapan untuk konferensi perdamaian Jenewa II," kata kementerian itu.

Front Islam, yang memiliki puluhan ribu pejuang, mengumumkan pada 22 November pengunduran diri dari Dewan Militer Tertinggi Tentara Pembebasan Suriah yang dipimpin oleh Jenderal Selim Idriss dan menyerukan pembentukan sebuah negara Islam di Suriah berdasarkan hukum syariah.

Para gerilyawan Islam juga menolak untuk mengambil bagian dalam konferensi Jenewa II, pembicaraan langsung pertama antara pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad dan oposisi sejak perang saudara di Suriah dimulai hampir tiga tahun yang lalu.

Rusia telah berulang kali memperingatkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Barat-nya tentang bahaya memberikan pemberontak Suriah dengan persediaan yang akhirnya bisa jatuh ke tangan yang salah.

Menurut laporan-laporan, pasokan disita oleh para pejuang Islam di Atme termasuk kendaraan lapis baja, peralatan visi-malam dan perangkat komunikasi canggih.

Perang saudara di Suriah sejauh ini telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan setidaknya sembilan juta lainna mengungsi, menurut perkiraan PBB. (Jurnas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...