Selasa, 03 Desember 2013

Dua WNI Tewas Dalam Aksi Serangan Bersenjata di Yaman

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene menyayangkan tewasnya dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah menyantri di Pesantren Darrul Hadist, Yaman. Masih ada sekitar 100 WNI lagi yang terjebak di pesantren itu.

Dua WNI Tewas Dalam Aksi Serangan Bersenjata di Yaman

Keduanya dilaporkan tewas dalam aksi serangan bersenjata kelompok pemberontak al-Houthi pada 16 November lalu.

Namun, bukan berarti Pemerintah Indonesia tinggal diam melihat kenyataan tersebut. Tene mengatakan saat situasi memanas di tahun 2011 silam, Kemlu mengaku telah mengirimkan tim untuk meminta para WNI keluar dari area Lembah Dammaj, di Provinsi Sa'dah, Yaman.


Dihubungi VIVAnews, Senin, 2 Desember 2013, Tene menegaskan, konflik di Lembah Dammaj itu sudah berlangsung lama, tapi tidak terus-menerus. Dua tahun lalu pun ada dua WNI dinyatakan tewas akibat serangan serupa.

Kemlu kemudian mengirimkan tim untuk meminta WNI yang di sana untuk  keluar. Sayangnya, lanjut Tene, saat itu hanya lima WNI saja yang bersedia keluar dari Lembah Dammaj. Sisanya, mengatakan akan tetap bertahan atas kesadaran mereka sendiri.

"Para santri asal Indonesia ini turut merasa memiliki kewajiban untuk membela Pesantren dari tentara pemberontak," imbuh Tene.

Pada bulan September lalu, ujar Tene, sebenarnya sudah ada gencatan senjata di antara kelompok Houthi Syiah dengan Sunni Salafi. "Namun, konflik kembali muncul pada bulan November ini. Untuk mengatasi jatuhnya korban jiwa, pihak KBRI Sanaa, sudah meminta agar para WNI yang masih berada di sana segera keluar dari Damaaj," kata dia.

Bahkan, setelah jatuhnya dua korban jiwa terakhir, yakni Muhammad Rafii dan Wahyudin bin Hamzah, mereka tetap ngotot bertahan di Damaaj.

"Kami sudah mendesak mereka untuk keluar. Tidak mungkin kan sampai harus menarik paksa," ujar Tene.

Intinya, lanjut Tene, pihak KBRI mengaku siap mengungsikan sekitar 100 WNI yang masih terjebak di dalam Pesantren Darrul Hadist, apabila mereka ingin keluar dari lokasi tersebut. "Tentu kalau mereka ingin keluar, kami akan berkoordinasi dengan semua pihak yang dapat dihubungi dan memastikan mereka keluar dari sana dengan selamat," ujar Tene.

Sementara paska tewasnya dua WNI di Lembah Dammaj, pihak KBRI Sanaa yang juga dihubungi VIVAnews di hari yang sama, mengaku kesulitan memperoleh kabar mengenai situasi terbaru di sana, karena Pemerintah Yaman sendiri tidak bisa masuk ke daerah itu karena dikuasai oleh kelompok bersenjata Houthi yang menganut paham Syiah Zaidiyyah.

Oleh sebab itu, KBRI Sanaa terus berkoordinasi dengan organisasi Palang Merah Interansional (ICRC), karena mereka masih dapat mengakses Lembah Damaaj pada tanggal 24 November lalu.

Awal Berdirinya Darrul Hadist

Darrul Hadist, merupakan Pesantren yang didirikan oleh Syekh Muqbil bin Haadi al-Waadi'ee 32 tahun yang lalu ini merupakan tujuan favorit para pencari ilmu agama Islam dari seluruh dunia. Awalnya, puluhan ribu santri setiap tahun berdatangan dari Arab dan Afrika.

Namun, belakangan banyak yang berasal dari Asia Tenggara, bahkan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Prancis. Agama yang diajarkan di pesantren ini bermazhab Salafi Wahabi, yang terkenal ketat dan ortodoks.

Menurut data dari KBRI Sanaa, total terdapat sekitar enam ribu santri dari beberapa negara yang tengah menuntut ilmu di sana.

Kelompok al-Houthi yang menganut paham Syiah Zayidiyyah marah karena doktrin yang diajarkan di dalam Pesantren dan banyaknya warga asing yang bermukim di tempat itu. Mereka memiliki persenjataan yang kuat karena, demikian pemerintah Yaman menuduh, mereka dibekingi pemerintah Iran. (VivaNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...